Sponsor Ku

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sabtu, 16 Mei 2009

Beda Hari, Beda Ceritanya

Sejak hari senin sampai kemarin, aktivitasku mengalami perubahan. Kenapa? Karena selama 3 hari itu, saya dan teman-teman harus mengikuti praktek klinik di RS Wahidin Sudirohusodo. Jadi, kalau biasanya berangkat untuk kuliah jam setengah delapan, selama tiga hari ini beda. Masuknya harus jam 7 teng!!! Bayangkan, mesti berangkat jam berapa coba? Rumahku kan jauuuuhh….oh iya, bedanya lagi, kalau biasanya kita cuma liat pelaksanaan prosedur pada manekin, selama tiga hari kemarin, pelaksanaan prosedur keperawatannya bukan lagi pada manekin, but live, langsung pada pasien.

Jadi, apa yang kudapat selama tiga hari ini? Banyak sihh, makanya, beda hari, beda ‘rasa’nya, soalnya tiap hari punya pengalaman dan pengetahuan baru (insya Allah sih). Mulai dari hari pertama. Kalau kata orang kesan pertama begitu penting, mungkin buat kelompokku, hari pertama malah bikin bingung. Meskipun nggak sepanjang hari itu juga sih. Tapi, awal masuk ke ruang perawatan, kami sempat bingung juga mau buat apa. Soalnya, judulnya kan Cuma observasi (kata pembimbingnya sih, belum boleh ikutan tindakan invasif, soalnya kami belum disumpah, meskipun kalian bilang berani sumpah mati, atau sumpah apapun saat itu, tetap aja nggak boleh, karena sumpah yang dimaksud adalah sumpah saat diwisuda, belum diwisuda kan?? Jadinya kalau mau sumpah2an tunggu 2 tahun lagi dehh). Untungnya sih pas pembimbingnya sudah datang, semuanya juga jadi lebih jelas.

Lain hari pertama, lain lagi hari kedua. Kalau hari kedua capekk abis! Soalnya pagi-pagi harus observasi pemberian obat intravena (hampir untuk semua pasien), habis itu ada pemasangan infus, terus GP (ganti Perban), ada lagi yang minta dibantuin bed making, terus liat pemasangan NGT. Wahh….banyak deh, yang kerja siapa, kok yang capek saya sih?? Tapi bukan berarti malas lho…oh iya, pas hari kedua ada sad story lho. Ada satu pasien yang meninggal. Padahal, belum sejam pasiennya dipasangkan NGT lho, kasian juga sih, tapi sebagai perawat (baru calon sih) Cuma boleh empati lho, jangan sampai timbul simpati. Setelah pasiennya menjalani prosedur terakhir, ada Senior Fisioterapi yang bilang kalau ‘Kamboja’nya bakalan datang sebentar lagi. Kamboja? Bunga ya, Kak? Begitu pertanyaan yang ditujukan buat dia. Habisnya kan bingung, siapa lagi yang bakal bawa bunga kamboja saat keadaan seperti ini? Dan lagi buat apa coba? Ternyata Kamboja yang dimaksud adalah brankar yang bakal dipakai untuk membawa jenazah. Hmm…jadi malu juga.

Apa kabar dengan hari ketiga? Kalau prosedurnya sih, hampir sama dengan hari-hari sebelumnya. Soalnya selama 3 hari itu tidak ada pasien yang baru masuk. Tapi cerita serunya adalah selama tiga hari ini kami sudah bisa menjalin hubungan yang baik dengan beberapa mahasiswa yang juga sedang praktek di RS. Entah itu yang dari keperawatan ataupun fisioterapi. Oh iya, hari ketiga kan hari terakhir klinik, macam-macam cerita yang seru dari teman-teman kelompok lain lho. Ada yang sempat panik pas lagi suction (pengisapan lendir), tau deh karena takut kena marah keluarga pasien atau takut liat mesin suction-nya. Terus ada juga lho yang pasiennya (ibu-ibu kok!) minta cipika cipiki sama teman yang sudah merawat. Ada lagi yang Cuma dapat senyum dari pasien, tapi kayak dapat hadiah undian. Hmm..seru juga kan, belum jadi perawat beneran aja, pasiennya sudah menganggap kita penting. Gimana kalo udah jadi perawat ya??

Meskipun buat itu semua masih agak lama, tapi mudah-mudahan semangat kami selama tiga hari kemarin tidak Cuma bergelora saat itu saja. Mungkin tiga hari kemarin adalah pembuka, tapi masih ada 3 hari berikutnya, bahkan 3 tahun berikutnya, atau bahkan seumur hidup kalau kita mampu. Hari-hari berikutnya adalah jalan yang harus kita lalui bersama untuk menjadi perawat yang sesungguhnya. Semangat buat semuanya,,semoga tiga hari ini membuka mata kita untuk melihat apa yang sebenarnya akan kita hadapi selanjutnya……………
"Never let somebody tell U that U can't. If you want something, go get it"


Baca Selengkapnya - Beda Hari, Beda Ceritanya

Rabu, 29 April 2009

The Miracle oF sMile ^_^


Dalam fisiologi, senyum adalah ekspresi wajah yang terjadi akibat bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan di bibir atau kedua ujungnya, atau pula di sekitar mata. kebanyakan orang senyum untuk menampilkan kebahagiaan dan rasa senang.

Senyum itu datang dari rasa kebahagiaan atau kesengajaan karena adanya sesuatu yang membuat dia tersenyum. Seseorang sendiri kalau senyum umumnya bertambah baik raut wajahnya atau menjadi lebih cantik ketimbang ketika dia biasa saja atau ketika dia marah.

Senyum dalam agama Islam itu adalah ibadah, karena senyum membuat orang lebih indah dan enak dilihat. Beberapa orang menuliskan manfaat yang kita peroleh jika tersenyum, diantaranya
  • Senyum membuat anda lebih menarik. Orang yang banyak tersenyum akan memiliki daya tarik. Orang yang senang tersenyum akan membuat perasaan orang di sekitarnya nyaman dan senang. Dipastikan orang yang banyak tersenyum akan memiliki banyak teman.
  • Senyum dapat mengubah perasaan. Jika kalian sedang sedih, cobalah untuk tersenyum. Senyuman akan membuat perasaan menjadi lebih baik. Menurut penelitian, senyum bisa memperdayai tubuh sehingga perasaan berubah.
  • Senyum dapat menular. Ketika seseorang tersenyum, ia akan membuat suasana menjadi lebih riang. Orang di sekitarnya pasti akan ikut tersenyum dan merasa lebih bahagia.
  • Senyum dapat menghilangkan stress. Stres bisa terlihat dari wajah. Senyuman bisa menghilangkan mimik lelah, bosan, dan sedih. Ketika kalian mulai merasa stres, ambil waktu untuk tersenyum. senyuman akan mengurangi stres dan membuat pikiran lebih jernih.
  • Senyum membuat sistem imun bekerja lebih baik. Fungsi imun tubuh bekerja maksimal saat seseorang merasa rileks.
  • Senyum dapat menurunkan tekanan darah. Tidak percaya? Coba catat tekanan darahmu saat tidak tersenyum dan catat lagi tekanan darah saat anda tersenyum saat diperiksa. Tekanan darah saat anda tersenyum pasti lebih rendah.
  • Senyum melepas endorphin, pemati rasa alamiah, dan serotonin. Senyum ibarat obat alami. Senyum bisa menghasilkan endorphin, pemati rasa alamiah, dan serotonin. Ketiganya adalah hormon yang bisa mengendalikan rasa sakit.
  • Senyum membuat awet muda. Senyum menggerakkan banyak otot. Akibatnya otot wajah terlatih sehingga anda tidak perlu melakukan face lift. Dijamin dengan tersenyum anda akan terlihat lebih awet muda.
Tersenyum, betapa mudahnya hal ini dilakukan. Hanya butuh sedetik untuk merubah bentuk bibir menjadi senyum. Dan hanya butuh tujuh detik detik untuk mempertahankan senyum agar terlihat sebagai unkapan ketulusan hati.
Itulah senyum....
Ia sederhana, tapi dahsyat luar biasa
Ia kecil, tapi bermakna besar
Ia mudah, tapi sangat berharga
Karena itu.....
Tersenyumlah dan nikmati keajaiban dalam hidup ini
Dan....
Buatlah dunia tersenyum melihat senyumanmu

Baca Selengkapnya - The Miracle oF sMile ^_^

Sabtu, 25 April 2009

Catatan Kecil Seorang Mahasiswi



Jadi mahasiswa atau mahasisiwi? Kuliah di universitas idaman dan dapat teman baru? Mungkin sebagian besar orang bercita-cita akan hal itu. Sebelum lulus-lulusan SMA, hal itu juga yang sempat mampir di benakku. Kuliah dimana? Jurusan apa? Dan sebagainya tentang hal itu. Dulunya sih semapt terfikir bahwa setelah lulus SMA, setidaknya kita sudah hampir mencapai titik akhir dari perjalanan hidup ini. Meskipun tidak ada yang tahu kapan hidup ini akan berakhir. Tapi, kenyataannya, setelah melepaskan seragam SMA, itu baru merupakan titik awal dari perjalanan kita. Ibaratnya, melepaskan seragam SMA berarti saat dimana gerbang menuju masa depan kita terbuka. Di samping itu, konsekuensinya adalah, setelah menanggalkan seragam tersebut berarti mau tidak mau kita harus belajar untuk melupakan sikap egois, malas, tidak bertanggung jawab, dll yang nantinya akan menghambat perjalanan kita.
Dan disinilah aku sekarang, berada di awal perjalanan menuju masa depan itu. Yah, dengan status sebagai mahasiswi PSIK Unhas. Di satu sisi, kebanggaan akan hal itu tentunya ada, tapi di sisi lain sepertinya berat untuk memikul satu tanggung jawab seperti ini. Tidak pernah kubayangkan rutinitas perkuliahan yang akan kujalani seperti ini. Entahlah, tidak pernah ada yang memberikan gambaran seperti apa mereka melalui masa kuliahnya dan menjadi orang yang sukses. Namun, yang kulihat sepertinya mereka senang akan perubahan status yang mereka dapat ketika menjadi mahasiswa. Saat di mana mereka sudah dianggap dewasa dan ‘suara’ mereka mulai didengar.
Mungkin sistem baru yang mesti kami jalani juga menimbulkan sedikit kebingungan. Satu lagi, kadang-kadang kejenuhan juga muncul. Bagaimana tidak, hampir pada setiap mata kuliah jurusan, kegiatan yang kami lakukan adalah diskusi kelompok, tutorial, diskusi panel, dan kegiatan lab. Satu lagi, pada mata kuliah KD 1 (Keperawatan Dasar) kemarin, kami harus menjalani ujian OSCE yang lumayan membuat kami panik dan cemas.
Tapi jangan khawatir. Dunia perkuliahan yang sedang kami jalani saat ini tidak seburuk itu. Hal-hal yang lebih baik jauh lebih banyak. Mungkin salah satunya adalah dengan sistem yang baru, waktu yang dibutuhkan untuk meraih gelar S.Kep akan lebih singkat. Kuliah juga secara tidak langsung memaksa kita untuk lebih giat dan bertanggung jawab, setidaknya untuk diri kita sendiri. Dan pastinya, menjadi seseorang yang jauh lebih dewasa dan bijaksana. Karena, tidak dapat dipungkiri, meski usia bertambah, sifat manja dan egois masih sering mendominasi pemikiranku.
Mungkin memang seperti inilah hidup kita. Harus melewati kesulitan sebelum memperoleh kebahagiaan dan kesuksesan. Lebih baik seperti ini,kan? Dibanding memeproleh kesuksesan tapi malah menimbulkan kesulitan. Meskipun berat, tapi keyakinan itu masih ada. Harapan itu masih tersimpan. Keyakinan dan harapan untuk mebuat orang lain kembali memiliki keyakinan dan harapan. Karena itulah tujuan dari pembelajaran ini. Namun, selain harapan itu, satu harapan yang saat ini kumiliki adalah mendapatkan doa dan dukungan dari kalian semua. Karena tidak ada yang tidak bisa kita lakukan jika doa dan dukungan dari orang-orang yang menyayangi kita ada dalam genmggaman. Berikan doa kalian untukku, agar aku dapat membuat kalian tersenyum dan bangga bisa mengenalku.

Baca Selengkapnya - Catatan Kecil Seorang Mahasiswi

Selasa, 21 April 2009

'Melukis' Hati


Mulai hari dengan semangat baru dan warnai dengan aneka warna. Pagi hari adalah awal bagi kita untuk membuat sebuah lukisan dengan goresan warna-warni. Nah, apakah “lukisan’ yang akan kita hasilkan nantinya, kitalah yang menentukan. Karena itu, mulai melukis hati dari sekarang, yuk!!
Jaga Omongan
Elegannya warna hitam mencerminkan kesopanan yang akhirnya akan membuat orang lain kagum pada kita. Ingin jadi orang seperti itu? Mulailah dari sekarang. jagalah setiap omongan kita seperti kata pepatah “mulutmu adalah harimaumu”. Apa yang kita ucapkan, bisa merugikan diri kita sendiri. Dan jangan lupa, orang lain akan menilai kita berdasarkan apa yang kita ucapkan. Jadi, jangan rusak harimu dengan ucapan yang tidak bermakna.

Jangan coba berbohong
Kesucian warna putih mengajarkan kita untuk menampilkan diri kita apa adanya. Jadi, jangan pernah coba unuk berbohong. Beberapa orang juga berpendapat kalau berbohong adalah salah satu cara yang dilakukan seseorang yang kurang pede atau ingin menutupi kekurangan dirinya. Percayalah pada kekuatan diri sendiri!

Serba Positif
Cerahnya warna kuning mengajarkan kita untuk selalu berbahagia. Bahkan dalam menghadapi masalah yang sulit sekalipun. Awali harimu denga hati lapang, pikiran positif dan senyum ceria yang bikin hidup lebih berwarna.

Cinta semua
Hangatnya nuansa orange mengingatkan kita pada kehangatan berada di tengah keluarga dan tema-teman terdekat. Ungkapkan rasa cinta kita pada mereka semua hari ini. Tapi tidak perlu dengan memberi kado mewah atau ungkapan kasih sayang yang berlebihan.

Bersyukurlah
Warna hijau mencerminkan rasa syukur kita akan segala karunia-Nya. Jangan lupa untuk mengawali harimu dengan sebuah rasa syukur.

Jadi, tentukan warnamu dan mulailah ‘melukis’ hati untuk mengawali hari dengan lebih baik.
Baca Selengkapnya - 'Melukis' Hati

Senin, 20 April 2009

Makan CoklaT yuuk


Coklat? Hmm..pasti semua suka dong! Tapi tunggu dulu, makan coklat juga membawa beberapa manfaat bagi tubuh lho..

Kata coklat berasal dari xocoatl (bahasa suku Aztec) yang berarti minuman pahit. Suku Aztec dan Maya di Mexico percaya bahwa Dewa Pertanian telah mengirimkan coklat yang berasal dari surga kepada mereka. Cortes kemudian membawanya ke Spanyol antara tahun 1502-1528, dan oleh orang-orang Spanyol minuman pahit tersebut dicampur gula sehingga rasanya lebih enak. Coklat kemudian menyebar ke Perancis, Belanda dan Inggris. Pada tahun 1765 didirikan pabrik coklat di Massachusetts, Amerika Serikat.
Dalam perkembangannya coklat tidak hanya menjadi minuman tetapi juga menjadi snack yang disukai anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Selain rasanya enak, coklat ternyata berkhasiat membuat umur seseorang menjadi lebih panjang. Suatu studi epidemiologis telah dilakukan pada mahasiswa Universitas Harvard yang terdaftar antara tahun 1916-1950. Dengan menggunakan food frequency questionnaire berhasil dikumpulkan informasi tentang kebiasaan makan permen atau coklat pada mahasiswa Harvard.
Dengan mengontrol aktivitas fisik yang dilakukan, kebiasaan merokok, dan kebiasaan makan ditemukan bahwa mereka yang suka makan permen/coklat umurnya lebih lama satu tahun dibandingkan bukan pemakan. Diduga antioksidan fenol yang terkandung dalam coklat adalah penyebab mengapa mereka bisa berusia lebih panjang. Fenol ini juga banyak ditemukan pada anggur merah yang sudah sangat dikenal sebagai minuman yang baik untuk kesehatan jantung. Coklat mempunyai kemampuan untuk menghambat oksidasi kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, sehingga dapat mencegah risiko penyakit jantung koroner dan kanker.

Anak-anak umumnya senang cokelat. Tapi Anda mungkin enggan memberikannya karena cokelat tidak dikatakan sebagai makanan sehat. Kini, riset baru menunjukkan, cokelat dapat membangkitkan semangat anak, melindungi perkembangan sel-sel dan khasiat lainnya. Berikut, khasiat cokelat untuk anak menurut para ahli.
Untuk mencegah anak cedera saat lomba atletik, tinggalkan minuman sport. Lebih baik berikan susu cokelat. Selain memberikan kalsium 25% Angka Kecukupan Gizi untuk anak, 1 gelas susu dapat menurunkan risiko cedera selama aktivitas, begitu menurut sebuah studi dalam International Journal of Sport Nutrition and Exercise Metabolism. Glukosa dan protein di dalam minuman susu cokelat memberi bahan bakar pada otot untuk meningkatkan stamina dan kinerja selama latihan. Rasio karbohidrat-protein yang mudah dicerna membuat khasiat mulai terasa hanya dalam hitungan menit.

Cokelat hitam kaya polyphenols, antioksidan yang melindungi sel-sel dan tubuh dari radikal-radikal bebas penyebab penyakit. Cokelat hitam juga mengaktifkan zat kimia otak pembangkit semangat serotonin untuk mencegah depresi dan anxiety. Karena anak-anak lebih suka cokelat susu, tambahkan cokelat hitam ke dalam minuman cokelat susu dan makanan panggangan seperti brownies.

Baca Selengkapnya - Makan CoklaT yuuk

Selasa, 14 April 2009

Lho, Perawat Dilarang Berjilbab

Larangan penggunaan jilbab ternyata masih terjadi di negara yang penghuninya mayoritas Muslim. Hal ini menimpa Perawat Rumah Sakit Karya Medika II Tambun. Sungguh Terlalu!

Berita mengagetkan itu kami terima dari telepon. Setengah tak percaya kami mendengar laporan dari seseorang di ujung telepon. Hari gini masih ada pelarangan jilbab? Padahal setiap 4 September ditetapkan sebagai Hari Solidaritas Jilbab Internasional dan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 juga telah menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk menjalankan agama sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. Kenapa masih ada pelarangan jilbab?

Bak puzzle, segera kami menyusun laporan itu satu demi satu. Setelah menemui si pemilik suara, Sabili menuju TKP. Benar! Kasus pelarangan jilbab kembali terjadi, kali ini korbannya perawat Rumah Sakit Karya Medika (RSKM) II Tambun, Bekasi. Pihak rumah sakit beralasan agar perawat tidak berafiliasi pada golongan tertentu, tidak boleh menggunakan simbol-simbol agama.

Di awal Agustus, di tengah teriknya matahari, Sabili datang ke RSKM Tambun untuk mengkonfirmasikan kebenaran berita tersebut. Sebelum menemui bagian informasi, Sabili sempat melihat sebuah mushala As-Syifa bertuliskan “Majelis Taklim RSKM II” di dekat pintu masuk utama. Setelah bertemu bagian informasi, Sabili pun terkejut melihat karyawati RSKM bagian informasi yang memakai jilbab. Benarkah RSKM ini melarang jilbab bagi perawatnya?

Setelah Sabili mengemukakan keinginannya untuk bertemu dengan Kepala Humas RSKM II, Robin Damanik, karyawati bagian informasi menjelaskan kepada Sabili bahwa ia sedang rapat. “Tidak bisa diganggu!” Kemudian petugas itu memberikan brosur rumah sakit yang tercantum nomor telepon untuk dihubungi.

RSKM II yang bermoto “Kesehatan Anda Kepedulian Kami” berdiri sejak 2003 di jalan Sultan Hasanuddin No 63 Tambun Bekasi. Sebelum datang ke RSKM tersebut, kami sempat bertemu dengan dua saksi teman korban, Melati dan Abdullah (bukan nama sebenarnya). Mereka menjelaskan, setelah diterima bekerja pihak manajemen mewajibkan perawat dan karyawan yang berjilbab untuk melepaskan jilbabnya saat bekerja, bila tidak maka perusahaan tidak bisa menerima. Padahal peraturan itu sama sekali tidak tertulis dan tercantum dalam aturan perusahaan. Pihak RSKM beralasan mengenakan jilbab mengganggu pekerjaan saat melayani pasien.

Abdullah menuturkan sungguh tidak logis dan dibuat-buat. Padahal kita tahu di RS Islam saja perawatnya memakai jilbab, toh tidak mengganggu pekerjaan. Kalau memang jilbab menggangu dalam bekerja kenapa tidak ada peraturan tertulis dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Anehnya lagi, lanjut Abdullah, jilbab hanya dilarang di RSKM Tambun, sedangkan di RSKM I Cibitung yang terletak di Jl Iman Bonjol Cikarang Barat tidak dilarang. Padahal keduanya adalah satu grup. “Kalau memang itu sebuah peraturan kenapa berat sebelah,” tuturnya.

Menurut seorang sumber di RSKM I Cibitung, jilbab dilarang di RSKM Tambun sudah sejak berdirinya pada tahun 2003. Awalnya bukan hanya perawat yang dilarang, tapi juga karyawan medis maupun non medis. Tapi sekarang perawat saja yang dilarang berjilbab. Ia pun mengakui adanya dikotomi manajemen di RSKM I dengan RSKM II. Di RSKM I jilbab tidak dilarang karena mayoritas manajemennya Muslim sedangkan di RSKM II dilarang karena manajemennya non Muslim.

Berdasarkan pantauan Sabili, pelarangan jilbab ini mulai terkuak saat bulan Juli lalu, ketika 10 orang perawat dimutasi dari RSKM Cibitung ke RSKM Tambun dengan alasan butuh perawat karena jumlah pasien bertambah. Tujuh orang yang dimutasi itu adalah perawat yang berjilbab. “Kenapa harus yang berjilbab yang dimutasi? Kenapa tidak yang lain. Selain itu mengapa pihak manajemen tidak berkoordinasi dengan majelis taklim An-Nur yang ada di RSKM Cibitung,” tukas Abdullah kepada Sabili bingung.

Saat rapat di Aula RSKM I tanggal 9 Juli 2008 tentang mutasi karyawan dari RSKM I ke RSKM II, Abdullah yang ditemui Sabili di sebuah warung bakso di Cikarang Barat menjelaskan di antara pembahasan rapat itu menyamakan pelayanan di RSKM I dan II dengan beberapa rumah sakit lain yang mengatasnamakan profesionalisme. Hal ini tentu membuat resah para perawat yang berjilbab. Pasalnya, ini berarti sama saja melarang perawat mengenakan jilbab saat bekerja. Padahal tak ada hubungan antara jilbab dengan kemampuan yang mereka miliki. Jadi berjilbab tidak menghalangi profesionalitas.

Melati mengungkapkan usaha konsolidasi telah dilakukan tujuh karyawati berjilbab tersebut dengan Direksi. Namun, Direksi hanya menjawab, “Di RSKM II memang harus melepas jilbab, jika tidak mau maka tidak usah bekerja di situ.”

Bagi yang istiqamah demi mempertahankan jilbabnya, dia akan ditempatkan di ruang rawat biasa. Ini sama saja penurunan jabatan secara halus dan membuatnya tidak nyaman.

Salah satu korban yang dihubungi Sabili via telepon membenarkan adanya pelarangan jilbab bagi perawat di RSKM Tambun. Karena ia menolak melepaskan jilbab, akhirnya ia pun dipindahkan ke bagian lain yang lebih rendah. Sudah bisa ditebak gajinya pun minim. Perpindahan kerja itu secara tidak langsung merupakan penurunan jabatan.

Sementara itu, Humas RSKM Tambun Robin Damanik saat dikonfirmasi Sabili via telepon (12/8) membantah adanya pelarangan jilbab. Robin pun balik bertanya? “Dari mana berita tersebut?”

Menurutnya tidak benar ada larangan memakai jilbab bagi perawat maupun karyawati. “Tidak ada larangan bagi perawat untuk mengenakan jilbab di RSKM II, berita itu perlu diluruskan,” tutur Robin dengan tegas.

Menanggapi kasus ini, Divisi Publikasi dan Kajian Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Fitria menjelaskan, seharusnya pihak RSKM tidak melarang jilbab, karena itu melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) dan Undang-Undang Ketenagakerjaan. “Tidak ada satu pun UU tenaga kerja yang melarang memakai jilbab,” tegasnya.

Hal senada dikatakan Anggota DPR dari Komisi VIII Yoyoh Yusroh. Ia menjelaskan pelarangan jilbab tidak berdasar dan bertentangan dengan SK 3 Menteri tahun 1991. Seorang perawat mengenakan jilbab dalam rangka melaksanakan UUD 1945 pasal 29 ayat 2. “Kalau jilbab dilarang berarti melanggar UUD 45 tersebut,” sebut jilbaber yang kini menjadi politisi itu.

Selanjutnya, Yoyoh menyarankan agar mengedepankan musyawarah antara perawat dengan pimpinan RSKM. Kalau buntu bisa juga dengan bantuan dari lembaga-lembaga sosial yang mempunyai kekuatan hukum. Karena tidak mungkin persoalan itu diselesaikan secara perseorangan. “Kalau perawat RSKM di Tambun masih juga dilarang mengenakan jilbab, adukan saja ke DPRD Bekasi,” saran Yoyoh.

Saran Yoyoh tepat sekali, di zaman keterbukaan memang harus menyuarakan kepentingan. Tak perlu takut-takut lagi. (Andy S, Citra S)

http://sabili.co.id
Baca Selengkapnya - Lho, Perawat Dilarang Berjilbab

Perawat Indonesia, Mampukah Bersaing dalam Industri Kesehatan di Dalam Negeri?


Oleh: Agus Setiawan*

Fenomena yang muncul belakangan ini menimbulkan pertanyaan banyak pihak, khususnya insan keperawatan Indonesia. Fenomena tersebut diantaranya adalah rendahnya penyerapan lulusan keperawatan di instansi negeri maupun swasta sementara lulusan perawat yang lulus dari perguruan tinggi terus bertambah. Untuk saat ini, lulusan tenaga perawat hanya sekitar 20% yang dapat terserap untuk bekerja di dalam negeri (BPPSDM Depkes RI, 2008). Selain itu, banyak tenaga perawat Indonesia yang memilih untuk bekerja di luar negeri dengan berbagai alasan (Kompas.com, 5 Agustus 2008). Pilihan untuk bekerja di luar negeri adalah keputusan yang sangat wajar karena mendapatkan penghasilan yang lebih baik adalah dambaan setiap orang. Namun hal tersebut tetap meyisakan pertanyaan yang perlu untuk direnungkan, mengapa mereka tidak mendapatkan hal tersebut di dalam negeri? Apakah mereka tidak lagi mampu bersaing dalam industri kesehatan di dalam negeri? Pertanyaan tersebut bermuara pada suatu renungan, bagaimana masa depan perawat dalam berkiprah di industri kesehatan di Indonesia?

Sebelum menelaah lebih jauh permasalahan tersebut, penulis mengajak pembaca untuk menganalisa mengapa perawat harus bersaing dalam industri kesehatan di dalam negeri. Untuk dapat eksis dan berkembang di masa depan, perawat haruslah mempunyai daya saing dan nilai tawar yang tinggi. Pada hakekatnya, hidup ini adalah persaingan atau kompetisi. Mereka yang dapat survive adalah mereka yang mempunyai daya saing yang tinggi. Persaingan adalah hal yang tidak bisa kita hindari bahkan sebelum kita dilahirkan oleh ibu kita di muka bumi ini. Kita diciptakan oleh Allah SWT dari sebuah sperma yang terbaik yang mengalahkan ribuan bahkan jutaan sperma lain yang berhasil membuahi satu sel telur saja. Ketika kita lahir sampai sekarang, persainganpun harus kita lalui, dari mulai masuk sekolah sampai dengan mendapatkan pekerjaan. Persaingan itupun terus berlanjut di tempat kerja kita untuk terus berprestasi dan mendapatkan posisi yang terbaik dalam karir.

Lalu apa kaitannya persaingan dalam hidup dengan persaingan dalam industri kesehatan? Kesehatan adalah sebuah industri yang di sana berlaku mekanisme pasar. Tenaga kesahatan adalah pemberi jasa pelayanan kesehatan yang kemudian dapat disebut suplier, dan masyarakat sebagai penerima jasa layanan yang kemudian dapat disebut demander. Dengan adanya permintaan (demand), maka tersedialah barang/ jasa (supply) dan terjadilah proses jual beli (market) dengan harga (cost) yang disepakati antara penjual dan pembeli. Dalam menyediakan pelayanan kesehatan, disadari atau tidak perawat harus bersaing dengan tenaga kesehatan lain baik yang formal ataupun yang tidak formal untuk merebut pasar. Perawat tidak saja harus bersaing dengan profesi dokter, bidan, dll; tetapi juga harus bersaing dengan pemberi pelayanan kesehatan tradisional dan alternatif. Masyarakat tentunya bebas memilih pelayanan kesehatan apa yang diinginkannya.

Merujuk pada konsep supply and demand ini, penulis mencoba menggambarkan keadaan perawat sekarang dan apa yang harus dilakukan perawat agar tetap eksis dalam pasar industri kesehatan dalam negeri. Pelajaran pertama dari teori ini adalah harga akan sangat ditentukan oleh supply dan demand. Demand yang tinggi dan supply yang rendah akan berimplikasi pada harga yang tinggi. Sebaliknya supply yang tinggi dibarengi demand yang rendah akan mengakibatkan harga yang rendah. Dapat dipahami jika sekarang ini pekerjaan sebagai perawat di dalam negeri dikatakan tidak rewarding (kurang mendapatkan penghargaan yang layak secara finansial). Betapa tidak, hal ini dimungkinkan karena sekarang ini di Indonesia sangat banyak instansi yang menyelenggarakan pendidikan keperawatan yang menambah jumlah lulusan perawat (supply yang tinggi). Sementara itu, kemampuan pasar untuk menyerap (demand) rendah dan tidak sesuai dengan jumlah lulusan. Sehingga sering kita dengar ada lulusan perawat yang mau bekerja di bawah standar kompetensinya dengan dibayar murah, karena sulitnya mencari pekerjaan. Dari uraian ini sangat jelas bahwa yang harus dilakukan oleh instansi yang terkait dalam mengambil kebijakan (organisasi profesi, pemerintah dan institusi pendidikan) untuk menjaga nilai tawar lulusan agar tetap tinggi adalah mengontrol supply, serta cermat dalam melihat dan menciptakan demand dan kebutuhan pasar.

Mengontrol supply dapat dilakukan dengan membatasi pertumbuhan instansi pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan keperawatan. Selain itu, menjaga kualitas pendidikan utuk menjamin lulusan yang berkualitas juga menjadi sangat penting misalnya melalui proses akreditasi secara berkala dan jujur. Menciptakan demand dapat dilakukan dengan melihat potensi-potensi di masyarakat yang memungkinkan perawat dapat berkontribusi. Contohnya, dengan berkembangnya populasi usia lanjut yang pesat di Indonesia dan tingginya masalah kesehatan kronik dan degeneratif telah memungkinkan perawat untuk mengembangkan program home care dan praktik keperawatan mandiri yang prospeknya cukup menjanjikan. Sehingga perlu ditanamkan kepada calon lulusan perawat untuk dapat kreatif menciptakan lapangan kerja dan tidak bercita – cita sekedar menjadi pekerja di rumah sakit atau puskesmas.

Pelajaran kedua yang kita bisa ambil dari teori supply and demand adalah sebagai pembeli, amatlah wajar jika masyarakat menginginkan pelayanan yang berkualitas dengan harga yang minimal. Inilah yang kemudian menjadi kata kunci perawat dalam bersaing: pelayanan yang berkualitas, efektif dan efisien. Berkualitas artinya memenuhi standar yang sudah ditentukan, efektif artinya dapat mencapai tujuan dalam hal ini dapat mengatasi masalah kesehatan, dan efisien artinya dapat menekan harga sehingga terjangkau oleh konsumen.

Contoh nyata yang dapat kita ambil untuk menjelaskan teori di atas adalah didukungnya keberadaan Nurse Practitioner di Amerika, Australia, Kanada dan negara maju lainnya oleh pemerintah setempat melalui Nursing Act. Walaupun dalam prosesnya Nurse Practitioner di Australia ditentang keras oleh AMA (the Australian Medical Asociation), namun Nurse Practitioner telah memberikan evidence bahwa dengan keberadaan mereka, anggaran kesehatan pemerintah jauh lebih efisien, dan keterjangkauan layanan kesehatan berkualitas dapat lebih luas diterima dan diakses oleh masyarakat (Australian Nursing Journal, Oktober 2005).

Dari contoh di atas kita bisa melihat bahwa perawat dapat mempunyai nilai tawar yang tinggi dan bersaing dalam industri kesehatan karena bisa memberikan pelayanan yang berkualtas, efektif dan efisien. Sehingga ketika kita bertanya apakah perawat mampu bersaing dalam industri kesehatan di dalam negeri, pertanyaan tersebut berpulang kepada perawat itu sendiri. Atau paling tidak, ada variabel internal dari perawat yang harus di intropesksi, apakah perawat sudah memberikan pelayanan yang berkualitas dan ber kontribusi positif terhadap peningkatan kesehatan nasional dan ikut meminimalisir biaya kesehatan.

Sifat keperawatan yang altruistik yang mengedepankan prinsip caring tentunya bukan alasan perawat untuk tidak mempertimbangakan sisi ekonomi dalam memberikan pelayanan keperawatan, karena menjadi perawat adalah suatu pilihan karir yang dapat menjanjikan untuk masa depan yang baik.
* Penulis adalah Staf Pengajar FIK UI dan Pengurus Pusat Ikatan Perawat
Baca Selengkapnya - Perawat Indonesia, Mampukah Bersaing dalam Industri Kesehatan di Dalam Negeri?